:
Headlines News :
Home » , » Tugu Jogja

Tugu Jogja


Belum ke Jogja rasanya jika belum datang atau sekedar mengambil gambar di "Tugu Jogja". Monumen bersejarah yang menjadi lambang kota Yogyakarta ini terletak di perempatan bertamunya Jln. Jendral Soedirman (Timur), Jln Diponegoro (Barat), Jln. P Mangkubumi (Selatan), Jln AM Sangaji ( Utara ). Tugu itu dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono 1 yang menjadi pendiri Keraton Yogyakarta. Tugu yang diresmikan pada tanggal 2 Oktober 1889 itu tingginya 15 meter.

Jika dilihat dari bangunan dan bentuknya bangunan itu seperti sebuah tugu biasa pada umumnya, tapi siapa sangka ternyata tugu itu memiliki nilai simbolis dan mistis. Tugu yang menjadi poros arah di Yogyakarta itu jika dibuat garis lurus dari Gunung Merapi, Tugu Jogja, Keraton, Krapyak dan laut selatan itu akan menghasilkan garis lurus. Bayangkan pada zaman dahulu orang merancang untuk mendirikan bangunan dengan memikirkan konsep garis lurus tersebut sedangkan pada saat itu orang belulm mengenal satelit ataupun perhitungan moderen. Sungguh bukan tugu biasa untuk sebuah symbol dari Kota Yogyakarta. Sultan Hamengkubuwono 1 juga menjadikan tugu itu sebagai patokan arah menghadap puncak gunung merapi pada saat melakukan meditasi.

Filosofi

Dahulu Puncak Tugu Itu Berupa golong (benda bulat seperti bola), bagian bawah tugu berbentuk panjang/ silindris atau gilig. tugu itu melambangkan tekad yang golong gilig (menyatunya pimpinan/ raja dengan rakyat). Makna lebih jauhnya adalah persatuan antara raja/ pemimpin dan rakyat dalam perjuangan melawan musuh maupun menyatu dalam membentuk pemerintahan dalam suatu negara atau pemerintahan. Arti lain bias dimaknakan sebagai suatu hubungan antara manusia dengan Sang Khalik. Karena itu tugu itu disebut Tugu Golong-Gilig. Dari arti itu bias kita simpulkan bahwa tugu itu symbol perjuangan Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwono 1) dan rakyat Yogyakarta dalam melawan penjajah Belanda. Pada masa itu pendiri Kerajaan Yogyakarta itu dikenal sebagai pemberontak yang ingin memisahkan diri dari Kerajaan Mataram Islam yang saat itu dikuasai oleh penjajah Belanda.


Tugu Golong-gili Berubah Bentuk

Sekian lama Tugu Golong-gili kokoh berdiri di pusat kota Yogyakarta, pada tanggal 10 Juni 1867 terkalahkan saat gempa tektonik bersekala besar mengguncang Yogyakarta. Akibatnya Tugu Golong-gilig ruhtuh hingga membuat symbol persatuan raja dan rakyat Yogyakarta itu seakan tidak lagi terlihat. Akhirnya pada tahun 1889, Pemerintah Belanda  merenovasi Tugu Golong-gili, tapi tidak membuatnya seperti saat sebelum Golong-gili runtuh. Mereka mengubah beberapa struktur bangunan lebih dari 30%. Tinggi tugu yang semula 25 meter dirubah menjadi hanya 15 meter. Bentuk lingkaran pada silinder kerucut yang menjadi dominasi bentuk tugu digantikan dengan dominasi bentuk persegi. Masing-masing sisi dibuat prasasti yang menunjukkan keterlibatan masing-masing pihak yang terlibat dalam renovasi itu. Tapi perubahan tidak terlalu parah karena untuk bahasa dan tulisan di prasasti tersebut menggunakan aksara jawa. Isi prasasti sebagai berikut :

1. Prasasti di sisi sebelah Utara bertuliskan "Pakarjianira Sinembahan Pepatih Dalem Kanjeng Raden Adipati Danurejo ingkang kaping V". Kaundhangaken denung Tuwan JWE van Brussel, opzichter Waterstaat (pekerjaan yang diundangkan oleh Pepatih dalem Kanjeng Raden Adipati Danurejo V. Dipimpin oleh Tuwan JWE van Brussel, opzichter Pekerjaan Umum).
2. Prasasti di sisi sebelah Timur bertuliskan Ingkang mangayu bagya Karsa Dalem Kanjeng Tuwan Resident J.Mullemeister"(dengan persetujuan Residen J. Mullemeister)" 
3. Prasasti di sisi sebelah Selatan bertuliskan "HB VII" (Hamengkubuwono VII), dan Candrasengkala "Wiworo Hardjo Manggala Pradja (1819)" berarti Gerbang Kesejahteraan yangdipersembahkan/didirikan untuk pimpinan Praja.
4. Prasasti di sisi sebelah Barat bertuliskan "Yayasan dalem ingkang sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono Ingkang Kaping VII" (dibangun oleh Yang Mulia kanjeng Sultan Hamengkubuwono VII).


Tugu Jogja Saat Ini

Sekian lama tugu berdiri dan sekian pesat juga perubahan sosial dan penduduk Yogyakarta, beberapa perguruan tinggi berdiri dan membuat kota Jogja padat akan pendatang dari daerah lain di Indonesia dan Negara tetangga. Banyak dari para pendatang itu mengabadikan gambarnya di Tugu Jogja. Sampai saat ini bukan hanya orang Indonesia saja yang mengunjunginya bahkan turis mancanegara juga tidak sedikit yang mendatanginya untuk meneliti misteri pembangunan tugu atau hanya sekedar mengabadikan gambarnya saja. Sampai banyak yang mengatakan “belum ke jogja kalau tidak berfoto di tugu jogja”. Tertarik untuk mengunjunginya ? ? ? datang dan lihat sendiri situs bersejarah ini.
Semoga bermanfaat ,. …
Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Indo-Information - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger